potensinya sebaik mungkin untuk menanam segala kebaikan di dunia, agar ia mampu menuai panen yang berlimpah si akhirat. Sebab, ia takkan selamanya hidup di dunia, suatu saat ia pun akan kembali kepada pemiliknya yaitu Allah SWT untuk mempertangguang jawabkan amal perbuatannya selama hidup di dunia.
1.
Awal
Penciptaan[1]
Semakin manusia mendalami ayat-ayat Al-Quran dan membandingkannnya
dengan penemuan-penemuan ilmiah modern maka semakin bertambah keimanan dan
keyakinannya terhadap kalam illahi tersebut. Di dalam Al-Quran terdapat sekitar
40 ayat yang membahas tentang ilmu embriologi, sebagaimana ada puluhan
hadits-hadits nabi di bidang ini. Semuanya amat sesuai dengan ilmu pengetahuan
modern.
Sudah menjadi aksioma bahwa seluruh makhluk berawal dari ketiadaan.
Allah mengingat manusia dengan hakikat abadi ini. Allah berfirman , “Demikianlah,
hal itu mudah bagi-Ku. Dan sesungguhnya telah aku ciptakan kamu sebelum itu,
padahal kamu (diwaktu itu) belum ada sama sekali.” (Q.s Maryam : 9).
“ Dan idaklah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya kami telah
menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?” (Q.s Maryam : 67).
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa,
sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (Q.s
Al-Insan : 1)
Kemudian Allah Menciptakan seluruh makhluk, masing-masing dengan
peran yang telah ditentukan-Nya. Awalnya langit dan bumi, kemudian Dia
menciptkan diatas muka bumi ini kehidupan nabati, lalu hewani. Kemudia dia
menciptakan Adam A.s.
Walau ilmu pengetahuan modern menegaskan bahwa kehidupan muncul
dengan rantai berikut : tumbuhan, hewan, lalu manusia. Namun, hakikat ini sudah
kita miliki sebelum menjadi fakta ilmiah.
Bagaimana manusia diciptakan dari tanah?
Allah Berfirman, “sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dai tanah, kemudian Allah berfirman
kepadanya, “jadilah,” (seorang manusia), maka jadilah dia.” (Q.s Ali Imran : 59).
“dan ingatlah tatkala kami berfirman kepada para malaikat,
“sujudlah kamu semua kepada Adam,” lalu mereka sujud kecuali iblis. dia
berkata, “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau Ciptakan dari tanah?”
(Q.s Al-Isra : 61)
Seperti itulah yang kita lihat, ayat-ayat diatas dan ayat lainnya
dalam Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa Adam diciptakan dari tanah. Tidak hanya
itu, bahkan seluruh manusia keturunan Adam, tercipta dari tanah. Allah
berfirman, “Dan Allah menciptkan kamu dari tanah kemudiandari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).” (Q.s
fathir : 11)
Seruan dalam ayat ini ditunjukkan kepada seluruh manusia untuk
mengingatkan mereka hakikat penciptaan mereka. “Maka tanyakanlah kepada mereka
(Musrik Mekkah) : “Apakah yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah
kami ciptakan itu?” seseungguhnya kami telah menciptakan mereka dari tanah
liat.” (Q.s Ash-Shaffat : 11).
“dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari
pati (berasal) dari tanah. “ (Q.s Al-mu’minun : 12).
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes
mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai
seorang anak, kemudian (kamu biarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa
(dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, diantara kamu ada
yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada
ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).” (Q.s Ghafir : 67).
Dari sini dapat kita pahami bahwa kita semua berasal dari tanah
bumi ini dan akan kembali ke tanah. “Dari Bumi (tanah) itulah kami Menjadikan
kamu dan kepadanya kami akan mengembalikan kamu dan darinya kami akan
mengeluarkan pada kali yang lain.” (Q.s Thaha : 55). Bukan hanya kita, bahkan
seluruh bentuk lainnya.
Tanah yang dimaksud disini adalah yang menutupi permukaan bumi.
Sedangkan sari pati tanah adalah campuran tanah, air dan lumpur hitam yang
dibentuk.
Manusia Diciptakan Dalam Tujuh Fase
Allah berfirman, “ mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?
Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan
kejadian.” (Q.s Nuh : 13-14).
Al-Quran menggambarkan tahap-tahap pertumbuhan janin di dalam rahim
secara jelas dan akurat, dan membagikannya kedalam enam fase selain fase
penciptaan dari tanah. Fase itu diantara lain ialah :fase nuthfah, fase
‘alaqah, fase mudhghah, fase pembentukan tulang, fase pembungkusan tulang
dengan daging, dan fase taswiyah (penyempurnaan).
a.
Fase
pertama
Manusia diciptakan dari saripati tanah atau dari tanah. Allah berfirman : “ Dialah yang
menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan
ada lagi suatu ajal yang ada pada
sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu
(tentang berbangkit itu).” (Al-an’am
: 2).
“ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat, “sesunggunya
Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” (Q.s Shad : 71).
“dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari
pati (berasal) dari tanah. “ (Q.s Al-mu’minun : 12).
Menurut sebagian mufassir, sari pati tanah
adalah tanah paling bersih dan pilihan. Pendapat ini dikatakan oleh syeikh
Muhammad badran dalam bukunya, Al-Fithrah wa Al-‘aqidah. Secara
meyakinkan, riset ilmiah membuktikan bahwa dialam semesta ini ada beberapa macam
tanah. Fakta inilah yang mendorong munculnya ilmu klasifikasi. Sejumlah
peneliti di laboratorium NASA, Amerika Serikat, berhasil mengungkap adanya
delapan macam tanah di alam raya. Sebagiannya membantu pembentukan unsur- unsur
yang masuk kedalam susunan protein yang dianggap sebagai komposisi utama dari
susunan sel tubuh makhluk hidup. Fakta ini ternyata menjadi bukti dan mukjizat
ilmiah terbesar dalam Al-Quran.
b.
Fase
kedua : Nuthfah (Mani)
Secara etimologi, Nuthfah adalah cairan dalam jumlah kecil atau tetesan.
Maksud nuthfah disini adalah Nuthfah laki-laki dan perempuan, atau spermatooa
laki-laki dan sel telur perempuan. Kata Nuthfah
disebut dalam banyak ayat yang menjelaskan perannya dalam penciptaan manusia.
c.
Fase
ketiga : ‘Alaqah
Fase ‘Alaqah adalah fase pembentukan organ tubuh. Saat itu, zigat
mulai memiliki sifat aluq (bergantung). Fase ini dimluai sejak berakhirnya fase
Nuthfah yang merupakan fase perencanaan atau gambaran awal janin dan
jenis kelaminnya sudah ditentukan. Fase ‘alaqah ini adalah fase persiapan untuk
membentuk atau menggambar organ-organ janin. Ia berlangsung selama 40 hari,
selama itu bentuk organ organ mulai disempurnakan. Setelah itu, kehamilan
beralih ke fase mudhghah sempurna
dan tidak sempurna. Fase “alaqah adalah fase terpenting dalam penciptaan
manusia. Di fase ini, perencanaan mulai beralih kepelaksanaan dan pembentukan.
Oleh karena itu, Allah mengisyaratkannya diawal ayat Al-Quran yang diturunkan
kepada Rasulullah dengan firmanNya :
“Dan telah menciptakan manusia dari ‘alaq (segumpal darah).”
(Al-‘Alaq : 2)
Maka yang dimaksud segumpal darah inilah yang
menjadi dasar penetapan teori penciptaan manusia bahwa Islam telah mengenal
penciptaan Manusia mulai dari 14 abad yang lalu. Inilah istimewannya agama
kita.
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa lintah (dudat al-alaq) hidup dan
mendapat makananya. Disebut 'alaqah, karena ia bergantung di dinding rahim.
Fase 'alaqah (segumpal darah) yang terus
menyempurnakan diri secara bertahap pun dimulai sampai janin berbentuk seperti
lintah yang hidup di dalam air.
d.
Fase
keempat : Fase Mudhghah (segumpal daging)
'alaqah tadi berubah menjadi mudghah. Sebab penamaannya dengan
mudghah karena saat diteropong bentuknya seperti segumpal daging yang dikunyah.
Fase mudghah ini terjadi setelah fase 'alaqah. Susunan fase ini sesuai dengan
yang disebutkan dalam Al-Quran :" Kemudian air mani itubkami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging. "
(Q.s Al-Mu'minun:14).
Diantara sifat segumpal daging adalah bisa memanjang dan bentuknya
akan berubah jika dikunyah. Dan inilah
yang benar benar terjadi pada janin di fase ini. Allah berfirman, "Hai
manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
ketahuilah sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setets mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal
daging yang sempurna kejadiannya dan yg tidak sempurna, agar kami jelasakan kepada kamu dan kami
tetapkan dalam rahim apa yang kami kehendaki sampai waktu yg sudah di tentukan.
" (Q.s Al-Hajj:5).
e.
Fase
kelima : fase pembentukan tulang
Allah berfirman, " Kemudian air mani itubkami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging itu kami jadikan
tulang belulang. " (Q.s Al-Mu'minun:14).
Ayat diatas Mengisyaratkan tentang bagaimana pembentukan tulang
pertama kali dari mudhghah yang sempurna penciptaannya. Salah satu bagian dari
ruas mudhghah ini akan berubah menjadi jaringan jaringan tulang untuk membentuk
tulang punggung dam struktur tulang lainnya. Pada awal minggu ke 7 atau setelah
42 minggu, rupa awal manusia telah tampak. Ini sesuai dengan sabda nabi,
"empat puluh dua hari setelah nuthfah terbentuk, Allah akan mengutus
malaikat. Kemudian Allah membentuknya, menciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulit,
daging, dan tulangnya." (H.R
Muslim).
f.
Fase
ke Enam : Fase pembentukan daging
Fase ini ditandai dengan menebarnya otot otot disekitar tulang dan
meliputinya. Fase pembungkusan tulang dengan daging dimulai pada akhir minggu
ketujuh dan berlangsung hingga akhir minggu kedelapan. Prosesnya terjadi
setelah fase pembentukan tulang.
g.
Fase
ketujuh : Fase pembentukan Manusia
Allah berfirman "dialah yang membentuk kamu dalam rahim
sebagaimana dikehendakiNya. Tak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia,
yang maha perkasa lagi maha bijaksana (Ali imran : 6)
Komentar
Posting Komentar